Renungan di HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Pada setiap HARDIKNAS kita sering mendengarkan lagu HYMNE GURU dikumandangkan sebagai penghargaan kepada guru-guru. Ungkapan “PAHLAWAN TANPA TANDA JASA”memang berbau klasik,namun selalu menarik untukdiperbincangakan sampai kapanpun. Ada saatnya perasaan muncul ungkapan itu hanya merupakan “ejekan” bagi guru. Mungkin anda pernah menonton sinetron Guru Open,Pak Guru Topaz (sinetron di ANTV) dan mendengar lagu Oemar Bakri.

        Kini yang menjadi pertanyaan mengapa model guru seperti itu masih diperankan ? Sungguh sangat memprihatinkan bagi citra guru. Sebab disadari maupun tidak disadari kisah seperti sinetron itu adalah pelecehan terhada pofesi citra guru masa kini., bahkan tidak menutup kemungkinan hal itu bisa memperburuk citra guru daripada memberikan kontribusi konstruktif karena sering akting guru di TV  dan di sinetron cenderung memelas, bloon, galak dan memprihatinkan.

        Terlepas dari acting guru di sinetron, ungkapan berupa predikat yang bergengsi tersebut agaknya pantas jika dialamatkan kepada guru yang benar-benar berprofesi guru atau guru yang berjiwa guru. Ynag pasti guru adalah pekerja yang sangat mulia di hadapan  Tuhan. Karena kemuliaan inilah, barangkali masyarakay memberi predikat PAHLAWAN TANPA TANDA JASA kepada guru yang secara etimologi berarti seseorang yang memiliki banyak pahala atau jasa.

        Sebutan PAHLAWAN agaknya lebih t4epat diberikan kepada guru daripada profesi lain, karena dalam tugasnya guru banyak melayani dan memberi ilmu. Seperti lagu anak-anak :”Kita jadi pandai menulis dan membaca karena siapa? Kita jadi tehu beraneka bidang ilmu dari siap? Kita jadi bisa dibimbing siap? Kita jadi tahun dari siap?

        Maka tidaklah berlebihan jika guru memang harus dihargai danmenjadi Pahlawan.Tetapikepahlawan seorang guru tidak bisa disamakan dengan Pahlawan TNI dan POLRI karena idealisme yang terkandung berbeda. Pada Masa kinbiperformance guru masa kini sudah mengalami banyak perbaikanseiring dengan semakin professional guru dan perbaikkan kesejahteraan guru. MAJU TERUS GURU INDONESIA.

 

PROFIL GURU DALAM MENYIKAPI PERBEDAAN

Salah satu keberhasilan guru apabila dia memiliki pengaruh yang besar terhadap siswanya yang mendapat inspirasi mencintai ilmu pengetahuan rajin bekerja dan belajar. Banyak pada awal pelajaran orangtua mengeluh anaknya tidak punya potensi untuk belajar rajin, tetapi setelah guru membina dan mendidikbeberapa waktu lamanya anakdidiknya menunjukkan peningkatan potensi yang tajam hingga melampau siswa-siswa yang lain. Hal semacam itu dapat terjadi karena gurupun memiliki karakter dan kemampuan yang berlainan satu dengan lainnya. Guru A akan mengasilkan siswa A sedangkan guru B akan menghasilkan siswa B, sehingga guru memang harus menyikapi adanya perbedaan dari para siswanya dengan wajar. Jangan sampai menuntut siswa A harus sama kemampuannya dengan siswa B karena pada awalnya memang setiapindividuitu berbeda. Tetapi sebagai guru dituntut sikap yang professional menyikapi perbedaan bukan berarti membuat diskriminasi  hal ini tidak boleh terjadi.

        Perbedaan individu seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak itu, diantaranya pada aspek perkembangan fisik, intelektual, moral maupun kemampuan misalnya kemampuan berkomunikasi,dan bersosialisasi.

Mari kita renungkan kutipan dari tulisan KAHLIL GIBRAN :

Anakmu bukanlah anakmu

Mereka adalah anak-anak kehidupan

Berikan kepada mereka cinta

Bukan pikiran

Engkau bisa membuatkan untuk raga mereka

Tetapi tidak untuk jiwa mereka

Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan

Yang tidak bisa engkau kunjungi

Sekalipun dalam mimpi.

KESUKSESAN inikah arti hidup ?

Banyak orang merasa tahu apa yang mereka ingin capai dalam hidup. Tapi bingung bagaimana mencapainya ?
Salah satu cara untuk mencapainya adalah :
– minta nasihat orangtua, guru, sahabat bijak dan orang lain yang
Dapat dipercaya.
– Berusaha dengasn berbagai kesempatan dan peluang yang ada.
Lingkungan kita mengukur kesusksesan berdasarakan:suksesnya studi, banyaknya uang yang dmiliki, mewahnya rumah atau banyaknya harta milik dan kekayan.
Tidaklah salah untuk menjalanipendidikan yang tinggi. Tidaklah salah untukpunya pekerjaan yang bagus,Tidaklah salah menjadi kaya..
Namun dalam jangka panjang ada hal yang jauh lebih pentying. Karena sutu saat kita meninggal dunia. Kita tidak akan membawa apa-apa, tidak membawa harta, pendidikan dan kekayaan.
Bayi yang baru lahir selalu menggenggam tangannya seolah-olah berkata : AKU MAU SEMUANYA.
Saat kita meninggal kedua telapaktangankita terbuka seolah-olah mengatakan : AKU TIDAKMEMBAWA APA-APA,Semua kutinggalkan.

BIJAKASANA dan BEKERJA DENGAN CINTA

BAGAIMANA CARA MENJADI BIJAKSANA ?
Pasti tidak bisa dibeli dipasar….. atau diturunkanoleh nenek moyang.
Kebijaksanaan tidak hanya menyangkut penggunaan otak, tetapi juga penggunaan hati dalammemahami segala sesuatu. Memang jika berkeras hati kita tidak akan pernah mengerti kebenaran FIRMAN ALLAH. Sebaiknya kita membuka pikiran dan hati pasti semakin hari kita akan semakin baik.
BAGAIMANA BEKERJA DENGAN CINTA ?
Jika dikutip dari tulisan KAHLIL GIBRAN:
Tetapi aku berkata bahwa hidup memang kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan keinginan adalah buta jika tidak disertai pengetahuan. Dan Pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiappekerjaan adalah sia-sia jika tidak disertai cinta. Bila bekerja dengan rasa cinta berarti kita sedang menyatukan diri kita dengan diri sendiri, dengan diri orang lain dan kepada TUHAN.Bekerja dengan cinta bagaikan menenun kain dengan benag yang ditarik dan jatungmu seolah-olah kekasihmu yang akan mengenakannnya nanti.

Apakah menjadi guru adalah Cita-cita?

Ada bebarapa guru yang merasa jadi guru adalah karena terpaksa, mengapa ? jawaban yang muncul begitu banyakdengan berbagai alasan yang dikemukakan. Menjadi guru adalah suatu kebanggaan bagi saya, saya dilahirkan di Palangkaraya, anak bungsu dari 7 bersaudara. Ayah saya adalah dulu seorang guru yang kemudian menjadi Pegawai struktural di KANWIL DEPDIKBUD KALIMANTAN TENGAH pada waktu itu. Jadi guru adalah cita-cita saya sejak kecil rasanya begitu bangga menjadi anak satu-satunya yang bisa menjadi guru. Ayah sayapun tampak bangga jika bercerita kalau anaknya ada yang jadi guru. Dengan menjadi guru banyak hal yang bisa kita lakukan terhadap generasi penerus bangsa yaitu anak didik kita.Jika ditanya dengan bangga jawablah SAYA SEORANG GURU maka orang akan menunjukan juga rasa hormat dan bangganya kepada kita. kALAUPUN DITANYA : JIKA DILAHIRKAN KEMBALI ANDA INGIN BEKERJA MENJADI APA ? maka Saya jawab MENJADI GURU.

MEDIA
Mempertinggi mutu Belajar

Dalam metodologi pembelajaran ada dua aspek yang cukup menonjol yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran yang sangat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Makna dan manfaat Media :
Media adalah :segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan kepada sipenerima sehingga dapat merangsang pikira,perasaan, perhatian dan minat siswa.

Alasan mengapamedia dapat mempertinggi mutu belajar:
1.Makin memperjelas bahan pengajaran yang disampaikan guru
2.Memberi pengalaman nyata kepada peserta didik
3. Merangsang peserta didik berdialog dengan dirinya
4. merangsang cara berpikir peserta didik

Jenis dan criteria memilihmedia:
1. Media grafis atau media dua dimensi
2. Media tiga dimensi misalnya model
3. Media proyeksi sepertislide, OHP, fil, dll
4.Lingkungan sekitar

Memilih media yang digunakan sangat tergantung pada :
1. Ketepatannya pada tujuan pembelajaran
2. Dukungan terhadap bahan pelajaran
3 .Kemudahan dalam memperoleh media
4. Ketrampilan dalam memnggunakannya
5. Tesedianya waktu untukmenggunakannya
6. Sesuaidengan taraf berpikir siswa.

Tulisan diatas meruapakan salah satu motivasi bagi guru dalammenggunakan media pembelajaran, ada beberapa media yang telah saya buat dan gunakan dan ternyata banyakguru juga menggunakan media tersebut dalamkegiatan pembelajaran .
Contoh media yang telah saya buat dan juga termasukdalam karya tulis saya dalam lomba
1. Observasi dan Pembuatan Model Sel dari Gabus. (dalamLomba InovasiPembelajaran
Guru SMP tahun 2006 di Bogor).
2. Penggunaan TANGGABERPIKIR dalam pokok bahasan TATA SURYA (dalam
Lomba Guru Berprestasi Tahun 2006).
3. CHARTA YANG DAPAT DIBONGKAR PASANG (DALAM Simposium Guru di
CISARUA Tahun2005 ).
4. KARTU TOURNAMEN BERPIKIR DENGAN METODE TYPE TGT ( dalam
Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2007)

SUDAHKAN ANDA MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DAN MEMBUAT LAPORANNYA?

PTK meruapakan terjemahan dari classroom action research yaitu satu action research dikelas mempunyai aturan danlangkah yang harus diikuti. Jika cermati PTK kita akan menemui sejumlah ide pokok sebagai berikut :
1. Penelitian Tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan
Melalui refleksi diri.
2. Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peserta yang terlibat dalamsituasi yang
Diteliti seperti guru, siswa dan kepala sekolah.
3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasisoial termasuk situasi pendidikan.
4. Tujuan penelitian tindakan adalahmemperbaiki : Dasar pemikiran, dan kepantasan
Dari praktek-praktek, pemahaman terhadap praktek tersebut serta situasi ataulembaga
Tempat praktek.

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalamkelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswamenjadi meningkat

KarakteristikPTK :
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru
Dalam praktemmengajar (KBM) di kelas.
2. Penelitian melalui refleksi merupakan ciriPTK yang paling essensial.Data yang
Dikumpul guru dari praktek sendiri dikelasnya bukan dari sumber data lain.
3 Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas sehingga focus penelitian adalah
Kegiatan belajar mengajar berupa perilaku guru dan siswadalam melakukan
Interaksi.
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan memperbaiki pembelajaran. Perbaikan d
Lakukan secara bertahap yang dikenal dengan SIKLUS sehingga dalam PTK
Dikenal dengan siklus perencanaa.observasi, refleksi, dan revisi.

PTK perlu dilakukan guru karena :
– Guru yang baik perlu punya otonomi dalam melakukan penelitian professional sehingga sesungguhnya ia tidakperlu diberitahu apa yang harus dikerjakannya bukan berarti ia tidak perlu masukan tetapi ia dapat menerima masukan dan saran.
– Asumsi atau titiktolak tentang mengajar yang digunakan para peneliti biasa/formal adalah temuan-temuan yang sangat sulit diterapkan di kelaskarena asumsi yang digunakan para peneliti berbeda dengan asumsi yang digunakan pora guru.

KISAH LUCU

ketika pertama aku mau coba posting sebuah tulisan, aku kebingungan. Dari mana aku mulai? apa yang harus aku klik? Tak peduli apa yang sedang dikerjakan Pak Budi langsung saja aku menghubunginya lewat telepon. Eh.. ternyata aku bisa juga. berikut ini sebagian yang dikatakan pak budi lewat telepon :

“Bu.. setelah ibu login dan berhasil, ibu akan menemukan tampilan DASBOR, untuk mulai menulis klik saja TULIS nanti akan muncul tempat menulis judul dan isi tulisan. Jika ibu telah mengetik tulisan di word tinggal kopi dan paste saja lalu klik TERBITKAN, tombol terbitkan ada di sebelah kanan tulisan”

Maklum aku masih pemula, walaupun penjelasan tadi menurut pak budi sudah jelas ternyata aku masih kebingungan, lantas aku telepon lagi. Kedengaran di teleponku suara gaduh anak-anak yang sedang di ajar pak budi. Aku berfikir.. pak budi ini guru yang tidak bisa mengelola kelas, karena suara gaduh itu begitu jelas dan sangat mengganggu. Pak budi dengan sabar menjelaskan dan mengulangi seperti yang di katakan tadi. Aku berfikir lagi… ah memang pak budi ini nggak ngerti maksud pertanyaanku. Pada bagian akhir aku ingat cara menempelkan(paste) hasil kopian tadi, “Klik kanan saja pada bidang/kotak TULISAN lalu klik paste” katanya. OOOO…. ini yang aku maksud.

Sekitar pukul 12.30 pak budi balik telepon yang isinya malah minta maaf, “Bu.. saya minta maaf kalau tadi ada suara gaduh di telepon, soalnya tadi saya sedang mengajar Bahasa Indonesia dan anak-anak sedang latihan drama”. “Lho pak Budi kan guru Kimia, kok ngajar Bahasa”, tukasku. “Saya ini guru gak profesional Bu, masak guru kimia juga ngajar Bahasa dan Tinkom. Tapi anehnya anak-anak malah senang lho, saya ajak mereka untuk main drama, teknik pidado, baca puisi, berbalas pantun, menulis fiksi, nonfiksi, belajar diluar kelas. Bahkan mereka yang sekarang duduk dikelas XI yang dulu waktu kelas X saya yang ngajar pada protes kepada gurunya, kenapa ngajarnya nggak kaya pak budi?, cuma nyatat, ngerjakan soal, sampai gurunya nangis dibuatnya.”

Apa yang diomongkan pak budi gak ngerti aku, pamerkah? atau maunya ngajari aku cara mengajar yang menyenangkan. Yang penting aku sekarang bisa posting. Makasih ya pak… besok jangan bosan kalau saya telepon lagi.

he….he…

model pembelajaran

Disini terdapat model-model pembelajaran serta langkah-langkahnya. materi ini saya kopi langsung dari blog pak Ahmad Sudrajat

A. Model Examples Non Examples
Contoh dapat dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi Dasar
Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan

B. Picture And Picture
Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman

C. Numbered Heads Together
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan

D. Cooperative Script
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : (a) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (b) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan guru
7. Penutup

E.Kepala Bernomor Struktur
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan

F.Student Teams-Achievement Divisions (Stad)/Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan

G. Jigsaw (Model Tim Ahli)/(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
H. Problem Based Introductuon (PBI)/(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
I. Artikulasi
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup
J. Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

K. Make – A Match (Mencari Pasangan) (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup

L. Think Pair And Share (Frank Lyman, 1985)
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup

M. Debat
Langkah-langkah :
1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Sumber : Bahan Pelatihan LPMP Jawa Barat http://ahmadsudrajat.wordpress.com

Berhenti Merokok dengan Kekuatan Otak

MUNGKIN setiap orang tahu bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan. Merokok juga bisa menjadi pintu gerbang menuju narkoba. Seorang perokok bisa lebih mudah menerima narkoba dibandingkan dengan yang tidak merokok.

Namun, hingga kini jumlah perokok tidak berkurang. Dari beberapa survei, kebiasaan merokok dimulai dari usia anak-anak dan remaja. Mungkin karena itu seorang perokok merasa sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok, karena sudah bertahun-tahun melakukan kebiasaan buruk itu. Rokok sudah menjadi bagian dari hidupnya, dan dia merasakan kenikmatan dari merokok.

Banyak orang telah berusaha berhenti merokok. Ada yang bernazar kalau berhasil berhenti, ada yang mengulum permen untuk menggantikan rokok. Ada pula orang yang melakukan banyak aktivitas untuk melupakan keinginan merokok.

Dari beberapa penelitian selalu ditemukan bahwa 70-80 persen perokok mempunyai keinginan untuk berhenti merokok. Ada yang telah tiga sampai empat kali mencoba, tetapi belum berhasil juga.

Menurut dr Aisah Dahlan, Kepala Unit Rumah Sakit Bhayangkara Selapa Lemdiklat Polri, kebiasaan merokok sangat sulit ditinggalkan karena rokok mengandung zat nikotin yang bersifat adiktif (ketagihan) bagi tubuh. Walau adiktif yang dikandung rokok tidak seberat adiktif pada narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba), zat adiktif rokok sangat sulit dilepaskan.

“Ada beberapa alasan mengapa kebiasaan merokok sulit dihilangkan.

Pertama, rokok itu legal. Perokok merasa tidak melanggar peraturan dengan merokok. Mereka bisa merokok di mana pun tanpa takut akan ditangkap. Hal ini berbeda dengan narkoba, di mana pecandunya harus bersembunyi untuk menikmati narkoba,” kata Aisah.

Kedua, rokok bisa dibeli dengan mudah di mana pun. Bahkan di warung atau kafetaria rumah sakit pun rokok bisa dibeli. Harga rokok juga cukup terjangkau.

Ketiga, perokok melihat yang merokok tidak hanya dirinya, tetapi banyak orang. Mereka merasa tidak bersalah karena banyak orang melakukan hal yang sama.

“Selain itu, ketagihan rokok masih bisa ditunda. Maksudnya, walau mulut terasa asam, kepala pusing, atau tanda-tanda ketagihan lain muncul, seorang perokok masih bisa menunda keinginan merokok jika tempat atau waktunya tidak memungkinkan untuk merokok. Berbeda dengan narkoba, di mana kebutuhan tubuh akan narkoba tidak bisa ditunda. Tingkat ketagihan yang ringan ini membuat orang memandang enteng akan bahaya ketagihan rokok,” jelas dokter yang aktif memberikan konseling dan penyuluhan soal narkoba ini.

AISAH mengakui sangatlah sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok. Namun, kebiasaan merokok itu bisa berhenti kalau perokok mempunyai motivasi diri untuk berhenti merokok.

“Ada cara yang mudah dilakukan untuk berhenti merokok, yakni dengan mengandalkan kekuatan otak. Atau dengan kata lain, menata ulang pikiran bawah sadar. Caranya sangat sederhana. Pertama, kita mengatakan kepada diri sendiri bahwa kita berhenti merokok dan kita hidup sehat. Hal ini bisa disebut sebagai afirmasi diri atau niat,” kata Aisah.

Kalimat yang dikatakan pada diri sendiri haruslah mengandung 3P, yakni personal, present tense, dan positive. Maksudnya, kalimat itu harus memakai kata saya (personal), dengan menggunakan struktur waktu saat ini (present tense). Jadi, mereka yang ingin berhenti merokok itu tidak menggunakan kata-kata ingin atau akan. Mereka juga harus menggunakan kata-kata positif (positive), bukan dengan kata-kata tidak atau jangan. Contohnya, saya hidup sehat.

“Alam bawah sadar lebih menerima kalimat positif seperti ini dibandingkan kalimat yang menggunakan kata-kata negatif seperti ’saya tidak ingin merokok lagi’,” jelas dia.

Setelah itu, bayangkan niat tersebut tidak dalam kata-kata, tetapi pada kejadian. “Jangan bayangkan tulisan ’saya berhenti merokok’. Tetapi, bayangkan kejadian bahwa saya telah berhenti merokok dan saya hidup sehat karena tidak merokok lagi. Bayangkan apa yang didapatkan dengan hidup sehat tanpa rokok,” dia menambahkan.

Proses afirmasi dan membayangkan ini harus dilakukan lima kali sehari dan minimal selama 21 hari. “Namun, sebelum melakukannya, tubuh dan pikiran kita harus dalam keadaan nyaman dan tenang. Gelombang otak berada dalam gelombang alfa, di mana otak merasa santai dan rileks,” jelas Aisah.

Cara berhenti merokok dengan mengandalkan kekuatan otak ini juga melatih otak kanan dan otak kiri bekerja seimbang. Proses afirmasi dan membayangkan menjalankan kedua fungsi otak. Otak kiri yang antara lain berfungsi untuk analisa dan bahasa digabungkan dengan fungsi kreatif dan imajinasi dari otak kanan.

“Dengan menggabungkan fungsi kedua belah otak ini, pesan yang disampaikan ke diri kita 10 hingga 60 kali lebih cepat sampai,” ucap dia.

Aisah yakin kekuatan otak sangat membantu perokok yang ingin berhenti merokok. Bahkan, cara ini bisa juga dipraktikkan pada keinginan-keinginan yang lain. Kalaupun dia tidak berhasil menghentikan kebiasaan tersebut, mungkin karena usahanya yang tidak cukup kuat, setidaknya dia akan merokok dengan santun. Misalnya, tidak merokok di tempat umum atau dekat dengan orang lain yang tidak merokok.

“Ingat, semua rokok dan narkoba yang berasap berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya yang tidak merokok atau tidak mengisap narkoba. Risiko yang dihadapi mereka sama besarnya dengan perokok atau pecandu narkoba,” katanya menegaskan.